RAPAT KOORDINASI PROGRAM DESA CERDAS BERBASIS LITERASI DIGITAL BERSAMA UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS BENGKULU

Kemampuan duta digital di dunia teknologi informasi saat ini sangat berperan sekali dalam menjembatani terwujudnya program Desa Cerdas bagi masyarakat Kabupaten Bengkulu Tengah. Demikian pula dengan peran perpustakaan Universitas Bengkulu yang juga ikut berjuang mewujudkan harapan 25 desa di kabupaten Bengkulu Tengah agar program ini dapat terlaksana sesuai harapan.

Rapat Koordinasi Program Desa Cerdas Berbasis Literasi Digital Bersama Perpustakaan Universitas Bengkulu berlangsung pada Selasa (10/1/2023) bertempat di Aula Perpustakaan. Dalam acara ini hadir Dr. Alfarabi, MA selaku Kepala UPT Perpustakaan Universitas Bengkulu, Sandarman, S.Sos selaku Kepala Bidang Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, 25 Kepala Desa se Kabupaten Bengkulu Tengah, Duta Digital, Duta Baca, Koordinator beserta pustakawan selingkung perpustakaan Universitas Bengkulu.

Maksud dari pertemuan rapat koordinasi ini adalah untuk mencari solusi apa, bagaimana proses yang harus disiapkan untuk mewujudkan desa cerdas berbasis digital sehingga melalui digitalisasi masyarakat desa dapat memanfaatkan fasilitas teknologi informasi dan perpustakaan sebagai wadah literasi bagi masyarakat baik untuk pemberdayaan pada sistem pemerintahan desa, pengembangan sumber daya manusianya, pengembangan dan promosi sumber daya alam, penambahan lapangan kerja ke arah tepat guna. Pada kesempatan inipun kepala perpustakaan Universitas Bengkulu menyampaikan bahwa pegiat literasi Bengkulu Tengah ini memiliki tujuan dan visi yang sama dengan perpustakaan Universitas Bengkulu sehingga dapat disinergikan.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Bengkulu Tengah menyampaikan “bahwa semangat literasi masyarakat desa ditahun 2023 untuk mengoptimalkan sumber daya manusia yang lebih baik lagi sangatlah besar hal ini dibuktikan oleh telah dimanfaatkannya teknologi informasi untuk keperluan pemerintahan, seperti informasi tentang desa yang selama beberapa tahun ini sudah aktif digunakan sehingga masyarakat desa menginformasikan yang besangkutan dengan aktivitas masyarakat melalui WA, Fb, Email, hanya saja media yang digunakan ini belum maksimal pemanfaatannya sebagai media sosial yang tepat guna. Fenomena inilah yang menjadi lahirnya program mewujudkan desa cerdas berliterasi digital dengan melibatkan duta digital dalam mewujudkan program ini.

“Harapan kami dengan terwujudnya desa cerdas berbasis literasi digital ini semua informasi dan kekayaan daerah Bengkulu tengah dapat diketahui oleh masyarakat Bengkulu khususnya, Propinsi -propinsi di Indonesia bahkan dunia pada umumnya. Besar harapan kami Perpustakaan Universitas Bengkulu dapat mendukung dalam mewujudkan Desa Cerdas ini Bersama-sama membangun untuk kemajuan masyarakat desa agar koleksi-koleksi di perpustakaan dapat diakses oleh masyarakat dan penggunaan digital dapat bermanfaat secara optimal” tambahnya.

Harapan 25 Kepala Desapun tersambung pada kesempatan ini, melalui Desa Cerdas mereka berharap seluruh informasi yang disampaikan adalah benar bukan hoax, dapat dimanfaatkan untuk pelayanan administrasi desa dengan cepat dan baik, dapat memberikan kemajuan potensi desa, dapat teraksesnya informasi buku di perpustakaan, menjadi lapangan kerja atau bisnis desa. Sementara itu Duta Digital juga menyampaikan bahwa ada beberapa upaya yang telah dilakukan oleh duta digital diantaranya adanya program dibawa naungan PMB, sosialisasi, terbentuknya ruang komunitas digital dan pada kesempatan ini kami berharap bantuan peran serta Perpustakaan Universitas Bengkulu dalam mengembangkan Desa cerdas ini agar lebih terarah dan dimanfaatkan masyarakat.

Rapat koordinasi ini sangat seru dengan peran aktifnya semua anggota rapat, pustakawan juga memberikan masukan bahwa Langkah awal dari terwujudnya Desa Cerdas berbasis teknologi ini adalah adanya wujud perpustakaan, koleksi, SDM, dan anggaran “Imbuh Septi” Yang kemudian ditambahan oleh pustakawan “Nanik Rahmawati” lain yang juga siap memberikan pelatihan pengelolaan perpustakaan dan membantu terlaksananya program ini.

Akhir dari keseruan rapat koordinasi ini disimpulkan oleh Dr. Afarabi, MA yang pada kesempatan rapat ini sebagai fasilitator menyimpulkan bahwa ada beberpa hal yang harus dilakukan dalam waktu dekat diantaranya : Anggaran atau dana pegembangan, Pengukuhan Kerjasama atau MOU antar Lembaga, Pembuatan SOP (standar operasional pelayanan), Adanya wujud perpustakaan ( perpustakaan, koleksi, dalam hal ini sarana dan prasarana), SDM (sumber daya manusia dalam hal ini tenaga pengelola atau perangkat desa, admin sebagai operator digitalisasi,), Teknologi, Jenis Produk apa yang dimiliki, dan media sosial yang akan digunakan. Semoga hasil rapat ini dapat direalisasikan dengan cepat. Perpustakaan terus bertransformasi, melalui Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, program ini mendorong perpustakaan sebagai tempat berkegiatan bagi masyarakat, mengubah paradigma bahwa perpustakaan tidak sekedar untuk tempat membaca dan meminjam buku, namun peran perpustakaan lebih pada penguatan literasi bagi masyarakat di era digital.

Semoga kedepannya dengan membaca buku diperpustakaan, pemanfaat akses internet/media sosial dengan baik, terlaksananya pelatihan masyarakat sehingga masyarakat dapat meningkatkan potensinya, agar muncul ide-ide baru yang dapat bermanfaat untuk pengembangan diri maupun desa. (Susialia Fitriani/Pustakawan Universitas Bengkulu).